Sunday, July 23, 2006

Sudah mati, tak perlu dicari..

Goodbye my love..goodbye my soul. You only a dream for me, never come true. We're totally different, you too high, too high to reach, and the restless still remain like shadow around me. We'll never meet on every valentine..coz love was die!! Fuck!! why God make everything so significant. I used to be frightened on leaving you. Not now!! i've decide to kick all this shit from my mind. Tempatku bukan lantai dansa, melainkan lantai tanah nan busuk. Sang bintang tengkorak telah menjemputku, membawaku ke dunia yang berbeda denganmu, dunia dengan pergerakan atas pemikiran progresif kritis yang dilahirkan oleh keragu-raguan dan kegalauan serta kehancuran obsesi. Tirani hati dengan tangan besinya yang telah runtuh, mundur dan takkan pernah ada lagi untuk menjajahmu...Tidak adalah jawaban dari semua bentuk kebodohan yang berusaha meraih dirimu. Lebih baik kucari lagi yang lain, yang mungkin lebih setara secara kognitif, dan bukan dirimu yang kuanggap lebih sempurna dalam segalanya. Pantang palingkan wajahmu, karena akan membuatmu tertawa melihat kemiskinan dan segalanya yang pernah kau harapkan. Alkohol!! makhluk itu membuai suatu dunia dimana aku berdiri, menjauhkan diriku dengan kemapanan, kesempurnaan termasuk dirimu. Diatas suatu pemikiran, maka segera kulesatkan peluru tajam dan kuarahkan pada kata tidak. Terlalu kontras untuk dipadukan. Aku akan segera dikuburkan dalam kelupaan, ketidakpedulian. Jangan pernah lagi menyapaku. Selamat tinggal, kita tak akan pernah bertemu. Carilah yang lain yang lebih layak!! Tinggalkan aku...mati..
Continue Reading...

Sunday, July 16, 2006

Bdg, 14 July

Tanpa berfikir panjang, kusambar jaket kebesaran yang selalu kupakai yang berada di kursi paling ujung sebelah kiri pada baris kedua jajaran meja kantorku. Waktu itu hampir menunjukkan pukul 15:00 tepat. Setelah jaket ku pakai, lalu diriku menghampiri komputer yang berada di tengah-tengah pada barisan ketika jajaran meja kantor untuk mengisi absen sebagai ritual yang harus dijalankan sebelum angkat kaki atau ketika akan setor diri. Setelah melakukan ritual harian tersebut lalu aku segera mengkolektifkan pamitku untuk menghemat waktu kepada teman-teman seperjuangan dalam mencari nafkah. Segeralah diriku meluncur menuju kosan yang dapat dicapai dengan jalan kaki, sebelum sampai di kosan diriku sengaja singgah dahulu di warteg langganan untuk mencari isi perut, maklum perut sudah berteriak tak jelas merengek minta rekan. Setelah tiba di kosan, segera diriku membersihkan diri dengan mandi lalu memeriksa perlengkapan perang yang akan dibawa menuju medan perang. Tas ransel kebangganku itu hanya diisi dengan 2 potong pakaian dan 2 potong celana panjang dan pendek karena pakaianku di Bandung masih banyak. Setelah semua perlengkapan sempurna di tempatnya, lalu aku bergegas terbang menuju terminal lebak bulus, sesampainya di terminal tersebut, diriku langsung menghampir bis-bis yang telah gagah berani berada di terminal tersebut. Dengan seksama kuperhatikan bis mana yang menuju kota tercinta itu, sambil terdengar suara-suara dengan nada menawarkan dari para calo terminal yang kesannya seperti para sales yang menawarkan produk. Akhirnya kutemukan bisnya dan langsung masuk ke dalamnya untuk duduk tentunya.

Perjalanan menuju kota tercinta berlangsung selama kurang lebih tiga setengah jam, walau sempat tersendat di daerah cawang akibat banyaknya kendaraan yang berkumpul disana bagaikan semut-semut yang menemukan gula namun tidak terorganisir dengan rapi. Sekitar pukul delapan lebih, bis keluar dari mulut tol Pasirkoja menuju terminal Leuwi Panjang. Aku turun di Kopo lalu segera mencari angkutan kota yang menuju rumahku. Setibanya di rumah, diriku disambut hangat keluarga seperti tentara yang pulang dari medan pertempuran dengan selamat.

Di ruang tamu ada beberapa orang rekan atau teman dari Bapakku, rupanya malam itu ada suatu persekutuan yang selalu berlangsung dirumahku. Tak lupa, diriku pun menyapa nenek tercinta yang wajahnya memancarkan keceriaan ketika tahu diriku tiba. Segera ku salami dia agar pancaran keceriaannya semakin terang.

Rumah telah sepi, lalu aku menuju kamarku untuk menyapa komputer tercinta yang telah lama tak ku sentuh, sekedar menanyakan kabar dan memeriksa apakah dia baik-baik saja. Langsung saja aku membuat komputerku bersenandung lagu-lagu Dream Theater, Iron Maiden, Green Day hingga lewat tengah malam. Mata mulai berat untuk menahan tatapan rinduku kepada ruangan kecil yang dapat membuatku terlelap pulas. Komputer aku matikan lalu segera aku lompat ke kasur sambil menarik selimut yang telah lama kurindukan untuk digunakan.

14 Juli aku terbangun agak siang, maklum tadi malam aku terlelap agak lambat karena harus berkangen-kangenan dengan komputerku. Segera saja ku kontak teman-temanku dan kuberitahukan bahwa diriku berada di Bandung. Akhirnya aku membuat janji dengan mereka pada sore harinya di Circle K Dago deket Dago 34, sebuah tempat yang sangat kurindukan. Diriku menyempatkan berbelanja kebutuhan fashion sebelum bertemu dengan teman-teman. Beberapa distro pun aku singgahi sekedar mengetahui dan membeli barang-barang apa yang sedang trend di kota Bandung. Waktu bertemu dengan teman-teman pun hampir tiba, segera aku memberi tahu kepada mereka bahwa diriku akan segera mendekat ke lokasi pertemuan. Sengaja diriku tidak singgah dahulu kerumah agar tidak terlambat. Ketika diriku tiba di sana, beberapa orang temanku telah menungguku disana, salam hangat dan pelukan berjatuhan untuk melepas rasa rindu. Maklum kami adalah teman satu komunitas yang selalu berpikir independent. Aku menuju ke dalam Circle K
, lalu ku sambar 2 botol Heineken dan 2 bungkus roti serta sebungkus 234, tidak lupa sebungkus kacang kulit untuk melengkapi. Ku sajikan di depan teman-temanku, lalu mulai lah kami berbincang-bincang ditemani dengan beers untuk lebih menghangatkan suasana. Serasa menjadi Hooligans di Inggris saat itu.

Diriku tidak lama berada disana, karena harus segera menuju Cicaheum untuk menuju rumah teman dengan maksud mengcopy lagu-lagu Hellowen, Iron Maiden, Dream Theater dan lagu-lagu rock, metal, progressif yang ada disana untuk ku bawa jika aku kembali ke Jakarta. Malam mulai larut dan diriku bergegas untuk pamit kepada teman karena besok 15 July aku harus kembali ke Jakarta. Kutunggangi kuda beroda 2 ku lalu kupacu dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat menuju rumah.

Sesampainya dirumah, diriku langsung merebahkan diri karena seharian aku bergerak seputaran Bandung. Tulang terasa ditusuki dan badan terasa dipukuli namun semua itu sirna karena tergantikan oleh hal-hal yang kurindukan selama aku di Jakarta.

Keesokan paginya diriku merasa segar kembali setelah semalam merasakan tidur yang dipeluk hangat oleh selimutku. Udara semalam memang benar-benar dingin menusuk tulang, udara yang tak pernah kutemukan di Jakarta. Aku mulai mempersiapkan perlengkapan untuk kembali ke Jakarta. Kumasukan beberapa T-Shirt yang belum kubawa ke Jakarta dan makanan perbekalan di jalanan.

Jarum jam mulai melewati angka 12 dan aku harus kembali ke Jakarta sebelum matahari kembali ke tempatnya, belum lagi untuk mengantisipasi macetnya jalanan karena kaum urban yang bertujuan tidak jelas menurutku. Setelah berpamitan dengan ibu, adik serta nenekku, aku segera melangkahkan kaki dengan perasaan haru biru sambil berharap dapat segera kembali ke Bandung. Kota tercinta tempat aku dilahirkan dan dibesarkan. Kota dengan komunitas Independent dan pergerakan lokal yang tak pernah mati.

Aku ingin kembali lagi nanti, Tunggu aku Bandung!! Siapkan beers dan mari kita ber Rock N' Roll!!

Continue Reading...

Monday, July 03, 2006

Sekali bendera berkibar, pantang untuk diturunkan!!!!

Atas suatu pemikiran maka ku usahakan untuk menumpahkannya dalam sepiring tulisan, semoga saja aromanya tercium hingga tetangga sebelah.Berasal dari rasa gelisah dan resah ditemani keragu-raguan yang bergandengan tangan dengan sikap otokritik yang tidak pasti. Ouwww...harus dimulai darimana? membingungkan...ok!? kita mulai dari isi kepala kita! Apa isi kepala kita? Otak!! yupzz, that's rightzz!! then? apa yang mau dibicarakan? awalnya gini..kamu punya kemampuan? yup itu pasti, terus mau kamu apakan kemampuanmu itu? Dimakan? ya ga bisa lah...tonjolkan dong..perlihatkan pada dunia.. biar semua mata tertuju pada kemampuanmu jika bisa.. Lantas jika ada orang yang ingin mempengaruhinya? JANGAN!! Kamu adalah kamu, ketika suatu bentuk pemikiran masuk memberi interferensi terhadap apa yang kamu miliki sehingga apa yang kamu miliki menjadi sesuatu yang tidak orisinil, maka dirimu telah direbut..

Ingat!! Sekali bendera berkibar, pantang untuk diturunkan!!! sekali ludah terbuang pantang untuk dijilat kembali...artinya bahwa segala yang telah kita katakan atau kembangkan dalam pikiran jangan sama sekali untuk ditarik kembali...kemampuanmu harus mampu jadi berdiri tegak tanpa harus di runtuhkan kembali akibat ketidakmampuan menahan diri atas suatu interferensi pemikiran atau pemaksaan...kamu dianugrahi suatu kemampuan bukan untuk dituntun oleh orang lain..kamu diberi sayap dan terserah mau terbang atau tetap berjalan ditanah nan bau busuk...kamu bisa terbang sendiri tapi ketika ada orang yang ingin mengajakmu terbang bersamanya, kamu tidak bisa menolak dengan alasan bahwa kamu tidak mampu..terus kapan kamu bisa terbang sendiri? sayap itu telah menunggu untuk digunakan...huhhh...

Continue Reading...
 

+dimanaanakku+ Copyleft © 2009 AllFight Deserved | WoodMag is Designed by Ipietoon and Modified by Yafet St. OfGod