Wednesday, December 23, 2009

Merry Christmas & Happy New Year 2010


Love, Peace and Joy came down on earth on Christmas day to make you happy and cheerful. May Christmas spread cheer in your lives!

Continue Reading...

Thursday, May 07, 2009

Persinggungan Derita dan Cinta Magna

"Why go home...?
She seems to be stronger,
but what they want her to be is weak
She could play pretend, she could join the game, boy!
She could be another clone" -- Pearl Jam




Seorang teman lama beberapa hari yang lalu secara tidak sengaja saya temui di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan. Seseorang yang dulu ketika saya masih tinggal diBandung dikenal sebagai seseorang yang sangat bersahabat, sangat mudah diingat perangainya ketika ada salah seorang sahabatnya dilukai. Magna adalah wanita yang hebat, bersahabat dekat dengan orang-orang disekitarnya termasuk saya. Setelah tenggat waktu yang cukup lama tidak bertemu dengannya, Magna berubah dari seorang wanita yang ceria dan mudah akrab dengan siapa saja yang baru ditemuinya menjadi seorang Magna yang murung, tatapannya kosong, pembicaraannya seperti menyimpan bentangan rahasia yang sangat tidak mungkin diketahui lawan bicaranya. Saya sempat ragu-ragu untuk menyapanya, namun saya ingat pada luka gores di lengan sebelah kirinya yang membekas sampai sekarang dan membekas pula dalam ingatan saya dan juga sebuah tattoo tribal pada betis sebelah kanannya berukuran sekitar 15 sentimeter. Saya ingat itu semua, karena saya melihat saat penempatan tanda-tanda itu pada bagian tubuhnya yang diiringi dengan cerita mengapa Magna ingin memiliki tattoo tersebut dan cerita pendek tentang luka gores yang Magna ceritakan dengan humor.

"Magna??" saya berkata sambil menyodorkan tangan sebagai tanda untuk membangun kembali komunikasi dengannya. Dia terheran-heran lalu membalas memanggil nama saya dan saya balas dengan anggukan. Dia tersenyum seolah menemukan catatan lama yang telah hilang dan dicari-cari kembali karena isi catatannya tersebut begitu penting. Lantas setelah sedikit berbasa-basi, kami berdua, beralih ke sebuah kios disekitar situ sambil duduk-duduk dan menikmati minuman botol dingin. Jakarta begitu panas membakar, membuat kami kegerahan. Panjang lebar kami berbagi cerita yang hilang selama kami tidak saling bertemu dalam rentang waktu sekitar 6 tahun. Ada suatu perasaan penasaran dalam diri saya, mengapa Magna yang ada dihadapan saya sangatlah berbeda dengan Magna yang dulu. Magna yang dulu hidup senang, selalu ceria dan tak pernah berpikir dengan kesusahan-kesusahan seolah tak peduli bahwa kesulitan itu ada. Sedikit demi sedikit dia mulai mau menceritakannya, mengapa Magna seperti sekarang. Dia diusir keluarganya dan sempat hidup dijalanan, bagi saya adalah tidak pantas untuk seorang wanita cantik seperti Magna hidup dijalan. Hanya karena memilih berkeyakinan sendiri dan mau merubah jalan hidupnya, dia diusir dan dianggap tidak pernah ada dalam keluarganya. Cerita tragis yang memang nyata dan sangat sulit diterima bagi saya dan mungkin bagi beberapa orang teman-temannya. Magna berpacaran dengan seorang pria yang memiliki keyakinan yang berbeda dengan dirinya dan keluarganya. Sampai akhirnya Magna lebih memilih Pacarnya ketimbang keluarganya sendiri, karena dia begitu mencintai pria tersebut hingga dia diusir dari hubungan kerabat kandungnya.

Saya kira dulu keluarga Magna adalah keluarga yang cukup memberi kebebasan bagi anaknya. Hubungan Anak dan orang tua hancur hanya karena si anak mau memilih jalan sendiri. Memang maksud kedua orang yang menjadi cikal bakal Magna tentang keyakinan adalah baik, mereka menginginkan anaknya agar dapat tumbuh dewasa besar dan berkeluarga sesuai dengan pikirannya, sebuah jebakan stereotip yang sangat-sangat dipaksakan pada pemikiran anak muda sekarang. Seolah teguh hati, Magna akhirnya lebih memilih pada kata hatinya sendiri dan mengikuti pacarnya. Pada pertemuan tersebut, Magna menceritakan kepedihannya, saya sangat miris mendengarnya. Ketika saya melihat wajahnya, saya seperti menemukan jiwanya yang sudah tidak sempurna karena digerogoti masalah hidup. Antara pilihan dan takdir. Antara kehidupan dan kebenaran. Mana yang seharusnya Magna pilih dan lalui. Pemikiran manusia modern hampir tidak ada bedanya dengan pola pikir manusia-manusia lama, begitu juga kultur budaya negeri ini begitu kuat mengakar dan tertanam dalam turun temurun. Pastinya si anak harus tunduk kepada orang tua dan orang tua memiliki hak penuh atas pemilihan jalan si anak, ditambah lagi jika anak tersebut adalah seorang perempuan yang hidupnya seperti telah terkunci oleh batasan-batasan orang tua dan lelaki. Kasih sayang orang tua kadang justru yang paling tidak patut untuk dilawan demi keluar dari kekangan yang mengunci jalan hidupnya menuju suatu kebebasan. Apakah arti kebebasan jika karenanya membuat hati orang tua yang mengasihi dan menyayangi menjadi menderita juga? bukankah itu hanya perpindahan derita juga?
Magna tak kurang menderita daripada perempuan-perempuan lain yang hidup dibawah penindasan aturan-aturan norma dan budaya. Penderitaan disini bukan sebagai gagasan, hanya sebagai akibat. Akibat memilih antara yang terbaik untuk diri sendiri atau terbaik untuk orang lain. Akan tetapi dimana ada derita, maka disana pun akan ada suka, suka karena bisa mengikuti kata hati dan keinginan diri tetapi terlingkup derita karena rasa bersalah yang sangat dalam atau derita karena rasa tidak sependapat dengan orang tua. Memang orang tidak akan merasakan penderitaan Magna jika tidak mengerti atau tidak mengetahuinya, termasuk juga orangtuanya sendiri. Begitu mengerti maka orang-orang disekitar Magna akan sangat menderita karena tidak bisa berbuat sesuatu.

Hingga saat ini Magna masih menjalani kisah kehidupan suami istri dengan bahagia bersama seorang lelaki yang tidak disetujui oleh kalangan keluarganya sendiri. Dia terus-menerus berpikir, apakah dia bersalah karena memilih jalan hidupnya sendiri sehingga harus menderita demi rasa sukacita dengan suaminya. Perang batin ini akan terus bergejolak hingga datangnya Deux ex machina (Tuhan dari mekanisme) dengan kata lain Magna harus menunggu suatu kekuatan atau kejadian yang datang secara tak terduga datang menyelamatkannya dari puncak kesulitan. Tapi saya yakin bahwa Magna adalah perempuan yang kuat dan yakin akan pilihannya, bahkan mampu untuk membunuh setiap rasa derita yang terus mengikuti kehidupannya. She's a rebel!


NB: semuanya hanya karangan fiktif, bila ada kemiripan tokoh dan cerita mohon maaf -- Yafet awal 2009
Continue Reading...

Sunday, January 25, 2009

Sedikit Tentang Simbol Swastika dan Nazi

Kenapa lambang tersebut dinamakan Swastika, asal katanya dari bahasa Sansekerta (svastika, "su" berarti "good", "asti" berarti "to be" dan "ka" sebagai sebuah akhiran). Sebelum digunakan Nazi sebenarnya simbol tersebut telah banyak digunakan oleh banyak kebudayaan selama 3000 tahunan untuk melambangkan kehidupan, matahari, tenaga, kekuatan dan keberuntungan. Bahkan pada awal abad 20, Swastika merupakan sebuah simbol yang memiliki konotasi positif. Sebagai contoh, swastika jg digunakan sebagai hiasan bungkus rokok, kartu post, koin dan bangunan-bangunan. Selama perang dunia pertama, simbol swastika bahkan terlihat di bagian pundak seragam tentara Amerika Divisi ke 45 hingga setelah Perang dunia ke 2 (gambarnya: http://www.m38a1.com/images/Thunderbird_Patches.jpg)

Sekitar tahun 1800an negara-negara disekitar Jerman bertumbuh semakin besar dan mendirikan kekaisaran. Sebelumnya Jerman tidak berbentuk negara hingga tahun 1871. Untuk melawan trauma dan menghilangkan rasa luka atau stigma para pemudanya, kelompok nasionalis di pertengahan abad 19 mulai menggunakan simbol Swastika, karena merupakan simbol purba etnis Arya/Indian untuk mewakili sejarah panjang orang-orang Jerman/Arya. Pada akhir abad 19, Simbol swastika dapat ditemukan pada pergerakan berbau etnis nasionalis Jerman.

Pada 1920, Adolf Hitler memutuskan bahwa Partai Nazi memerlukan lencana dan bendera yang dapat melambangkan partainya. For Hitler, the new flag had to be "a symbol of our own struggle" as well as "highly effective as a poster." (baca Mein Kampf halaman 495). Kemudian pada 7 Agustus 1920, ketika kongress di Salzburg, bendera ini menjadi lambang resmi dari Partai Nazi.
Dalam Mein Kampf, Hitler mendeskripsikan bendera baru Nazi tersebut sebagai:

"In red we see the social idea of the movement, in white the nationalistic idea, in the swastika the mission of the struggle for the victory of the Aryan man, and, by the same token, the victory of the idea of creative work, which as such always has been and always will be anti-Semitic." (halaman 496-497)
Karena bendera dan Atribut Nazi yang menggunakan simbol Swastika, arti swastika itu sendiri bahkan menjadi sebuah simbol kebencian, antisemitism, kekerasan, kematian dan pembunuhan..

Untuk lebih jelasnya bisa menggali dari http://en.wikipedia.org/wiki/Swastika

Written By: St. Yafet - Sumber: berbagai sumber
Continue Reading...

Sebelum Tidur Part 3


Ada 1, kemudian 2, dan akhirnya kutuliskan yang ke 3. Entah apa yang harus aku tulis disini,aku terbingung-bingung. Beberapa hari belakangan tak ada moment fenomenal yang aku kira layak untuk diceritakan disini. Mungkin fenomena Blackberry yg mendemami orang-orang cukup menjadi hal baru yang digandrungi. Aku sempat merasa aneh, ada orang yang beli BB cm biar keliatan mengikuti tren, yang lebih parah ada yang beli BB cuma buat chatting saja atau melototin Facebook. Absurb ya? dikala beberapa negara dilanda krisis, lantas orang-orang berusaha mempertahankan remah-remah terkunyah deretan gigi, di Indonesia malah menyia-nyiakan lembaran uang untuk sekedar mengikuti lifestyle.
Tadi juga aku membaca disebuah surat kabar nasional bahwa BB juga begitu disukai Presiden Amerika yang baru dilantik Barrack Obama,hanya saja karena faktor keamanan, penggunaannya dibatasi. ya semoga saja epidemi BB tidak menurun ke kalangan bawah.
Ada lagi info menarik yang baru saja aku dengar berhubungan dengan meledaknya depo Pertamina di Plumpang, yaitu bahwa insiden tersebut memang disengaja terjadi untuk tujuan Stress Test saja, alasannya karena saat ini harga minyak dunia sedang turun, kemudian memang tangki yang menjadi target meledak telah ditentukan dan juga isinya tidak full. Kira-kira masuk akal ga? Bisa jadi sih, untuk alasan kesiapan system mereka.

Dini hari pun telah semakin nyata, aku belum terkantuk sedikit pun. Beberapa lembar tulisan pada buku itu pun telah aku telusuri untuk sekedar melelahkan mata,namun kurang ampuh!
Hingga akhirnya aku meneruskan sekuel 'Sebelum Tidur' ini dan berharap dapat menceritakan sedikit cerita tak bermakna. Aku pun memejamkan mata dan mulai membangun mimpi dalam khayalan dikepalaku.
Selamat malam dan tetap semangat!

*ditulis dengan harapan dapat terlelap dengan tenang dan damai*
Continue Reading...

Tuesday, January 20, 2009

Proud To Using Bahasa Sunda


Sigana teu mantes lamun asal usul jeung profil ti Bandung tapi teu make basa Sunda, sabab Bandung teh ayana di Ja wa Barat, salah sahiji kota dimana popularitasna dominan ku suku Sunda. Leresna mah Jawa Barat teh ide ntik jeung suku Sunda. Tapi bisa oge ketang ku suku nu laen. Da aslina oge aing mah lain urang sunda. Nini jeung aki aing lain urang Sunda. Tapi kusabab simkuring dilahirkeun jeung gede diBandung, jadi we simkuring jadi urang sunda. Simkuring mah bangga bisa jadi bagian tina urang Sunda, komo deui jadi wargi Bandung. Bahasa sunda teh mangrupa salah sahiji bagian tina kabudayaan daerah anu kedahna teh dilestarikeun. Tapi jaman ayeuna mah geus seu'eur kapangaruh ku bahasa lain, sanajan kitu, tetep keneh tiasa bertahan. Da simkuring oge teu saratus persen ngarti basa Sunda, sababna, basa Sunda teh dipakena beda-beda, kumaha objek jeung subjekna nu makena. Komo simkuring mah rada hese lamun ngobrol jeung nu leuwih kolot, sabab kanu leuwih kolot mah bahasana teh kedah lemes. Sapopoe nongkrongna jeung barudak nu sapantaran, jadi we basa lemesna rada amburadul. Leresna mah kedahna dianggo unggal dinten bahasa lemes teh, ameh tiasa apal. Pas nulis ieu oge, urang mah rada ribet, papuket jeung rieut nuliskeunana, jadi we campur nu lemes jeung nu kasar teh jadi hiji. Keun lah, bisa dimaklum..hehehehe..ngaranna oge budak ngora. Nyahona nu rada kebarat-baratan siga rock 'n roll kitu lah, pokona mah samomodel nu kararitu.

Dina basa sunda teh nu ngarana barang hakan oge rea alternatipna, rek make nu mana. Sok bayangkeun ku maraneh, aya "Dahar", "Neda", "Tuang", "Lolodok", "Nyatu", jeung aya deui nu laenna, urang oge poho naon deui lantaran ku lobana (sok atuh tambahan deui). Jang nyebutkeun diri sorangan oge teu ngan hiji kata hungkul, teu siga tatangga nu boga "lo" jeung "gue" tea, di sunda mah rea, contona: "urang", "aing", "simkuring", "pribados", "abdi" jeung aya nu laen deui sigana mah, ngan urang pas nulis didieu poho, nu apal sok tambahan deui. Kusabab kitu, teu kabeh bisa kanyahoan kata-katana teh, lamun jawaban ti mas sastro mah "Cumu'un, da urangna teh teu ngartos kabeh" bari make aksen/logat jawa tea (eta naon sih anjing, "aksen" basa sundana teh?? punteun aink poho deui euy..hehehehe)
Tah eta kabeh nu sok nyieun simkuring resep make basa sunda, kulantaran reana alternatip nu tiasa diangge, diluar eta aya keneh kata-kata nu aneh nu sebenerna mah euweuh dinu basa Sunda aslina. Ayeuna simkuring teu linggih diBandung keneh, biasana make bahasa nu laen, tapi sok kaleupasan ku bahasa sunda tea, da meureun geus kabiasaan make basa sunda jeung letahna geus letah sunda tea.
Ieu punten pisan kanggo baraya nu teu ngarti ku naon nu simkuring serat didieu. Sanes kirang sono, tapi da rek kumaha deui. Asa teu lengkap lamun teu aya atawa euweuh basa sundaan dinu blog urang, da urang mah teu goblog-goblog amat sanajan rada blegug oge (rada mah rea hanteuna)..hehehehe...Jant
en dupi hoyong masihan komen mah, lamun tiasa ngangge basa sunda oge. Kaleresan kanggo baraya nu teu ngartos, teras hoyong diajar oge hayu jeung simkuring mah. Ngan nya eta, basa Sunda teh teu babari nu aslina. Urang oge nulis didieu campur-campur kieu bahasana. ah anjing paduli pisan lah..hahay!!
Continue Reading...
 

+dimanaanakku+ Copyleft © 2009 AllFight Deserved | WoodMag is Designed by Ipietoon and Modified by Yafet St. OfGod