Tiba-tiba saja aku berada disebuah tempat yang belum pernah kudatangi. Aku berada dialam imajinasi akhirat, tempat bercahaya redup berwarna merah menyala mencekam, disana juga aku melihat orang-orang dengan tubuh yang tidak sempurna terpotong-potong dengan bercak-bercak darah melimpah tapi tetap bergerak-gerak seperti orang hidup sempurna. Teriakan dan rintihan kesakitan menyertai dunia itu, ah dunia itu menyerupai neraka, ketidak nyamanan laknat membuatku semakin gerah ingin keluar dari imajinasi neraka ini. Kemudian aku melihat sekelompok makhluk yang kepalanya ditutupi oleh semacam kain sehingga tidak jelas bagaimana wajah mereka, apakah mereka manusia atau bukan. Ada sekitar 50-an jumlah makhluk itu, mereka semua terapung dan tidak menapak pada dasar tanah. Aku juga melihat tangan-tangan mereka membawa potongan-potongan tubuh, benda-benda semacam jimat, cawan-cawan penuh darah dan juga ada yang membawa tombak-tombak berlumuran darah. Ada tonjolan semacam tanduk tapi tidak terlalu besar terlihat menonjol dibalik kain penutup kepala mereka. Warna hitam pekat pakaian mereka beserta kobaran api kecil berada diatas kepala mereka, dan setiap orang yang dilintasi makhluk tersebut langsung menjerit histeris seraya menikmati siksaan paling menyiksa. Ada satu yang bertubuh paling besar, aku kira dia adalah pemimpinnya, dia begitu tenang dan yang lainnya seolah diperintah dengan perasaan si pemimpin tersebut untuk memberikan siksaan paling menyakitkan. Tak kusangka makhluk-makhluk itu adalah bagian dari siksa yang menghampiri hampir setiap manusia yang ada didunia tersebut.
Lalu aku melihat kesisi lain, disana ada seorang anak yang membawa potongan tangannya sambil menangis, darahnya menetes kemana-mana. Aku mendekati anak itu lalu bertanya "apa yang terjadi dengan tanganmu adik kecil??" sambil tersedu-sedu dia menimpali pertanyaanku sambil sesekali merintih, katanya "selama aku hidup, aku mencuri beberapa kali, karena aku harus makan dan hidup, orang tuaku berpisah dan tak mempedulikan diriku, sedangkan aku hanyalah seorang anak kecil yang belum diterima dimana-mana untuk mencari makan. Aku hidup sendirian dan terkadang mendapatkan perlakuan tidak layak dari orang dewasa. Saat terakhir mencuri, aku terbunuh, mereka memotong tanganku dan tak ada yang membantuku untuk menghentikan aliran darah ini sehingga aku mati kehabisan darah"
Ah sayangnya aku bukan Tuhan, andai aku Tuhan mungkin aku tak akan membuatmu menderita seperti itu didunia...
Aku terperangah karena ada seorang paruh baya berteriak-teriak dari kejauhan, perutnya ditusuk oleh bongkahan batu tajam oleh beberapa makhluk-makhluk tadi dengan tawa-tawa cekikikan rasa puas, ususnya teruray, isi perutnya berantakan, darahnya bersimbah membasahi, matanya terbelalak menahan rasa sakit yang sangat luar biasa. Dia berteriak "aku ingin mati saja", namun sayang, dia sudah berada didunia kematian, walaupun tubuhnya terpisah-pisah dia akan tetap merasakannya, sakit yang sangat sakit. Aku tak berani mendekat, kukira cukup kulihat dari sini tempatku berdiri saja, aku tak tahan melihatnya, rasa mual melihat isi perutnya mulai menyapaku, memaksaku untuk memuntahkan isi perut melalui mulut.
Lantas aku memalingkan muka dari pemandangan mengerikan tersebut. Tapi aku mendapatkan pemandangan lain lagi dan setiap pojokan dunia tersebut aku pasti melihat kejanggalan perbuatan dan jeritan-jeritan penyiksaan tubuh juga rasa sakit. ..aah kukira mereka terlalu serius menjalani siksaan-siksaan tersebut, kenapa mereka tidak mencoba kabur ke tempat yang terang dan penuh rasa bahagia. Atau mereka terlalu bodoh untuk membangun Surga diantara puing-puing Neraka.
BEBASKAN AKU DARI IMAJINASI INI SEGERA!!
-[St. Yafet Pemadam Api Neraka]-
Lalu aku melihat kesisi lain, disana ada seorang anak yang membawa potongan tangannya sambil menangis, darahnya menetes kemana-mana. Aku mendekati anak itu lalu bertanya "apa yang terjadi dengan tanganmu adik kecil??" sambil tersedu-sedu dia menimpali pertanyaanku sambil sesekali merintih, katanya "selama aku hidup, aku mencuri beberapa kali, karena aku harus makan dan hidup, orang tuaku berpisah dan tak mempedulikan diriku, sedangkan aku hanyalah seorang anak kecil yang belum diterima dimana-mana untuk mencari makan. Aku hidup sendirian dan terkadang mendapatkan perlakuan tidak layak dari orang dewasa. Saat terakhir mencuri, aku terbunuh, mereka memotong tanganku dan tak ada yang membantuku untuk menghentikan aliran darah ini sehingga aku mati kehabisan darah"
Ah sayangnya aku bukan Tuhan, andai aku Tuhan mungkin aku tak akan membuatmu menderita seperti itu didunia...
Aku terperangah karena ada seorang paruh baya berteriak-teriak dari kejauhan, perutnya ditusuk oleh bongkahan batu tajam oleh beberapa makhluk-makhluk tadi dengan tawa-tawa cekikikan rasa puas, ususnya teruray, isi perutnya berantakan, darahnya bersimbah membasahi, matanya terbelalak menahan rasa sakit yang sangat luar biasa. Dia berteriak "aku ingin mati saja", namun sayang, dia sudah berada didunia kematian, walaupun tubuhnya terpisah-pisah dia akan tetap merasakannya, sakit yang sangat sakit. Aku tak berani mendekat, kukira cukup kulihat dari sini tempatku berdiri saja, aku tak tahan melihatnya, rasa mual melihat isi perutnya mulai menyapaku, memaksaku untuk memuntahkan isi perut melalui mulut.
Lantas aku memalingkan muka dari pemandangan mengerikan tersebut. Tapi aku mendapatkan pemandangan lain lagi dan setiap pojokan dunia tersebut aku pasti melihat kejanggalan perbuatan dan jeritan-jeritan penyiksaan tubuh juga rasa sakit. ..aah kukira mereka terlalu serius menjalani siksaan-siksaan tersebut, kenapa mereka tidak mencoba kabur ke tempat yang terang dan penuh rasa bahagia. Atau mereka terlalu bodoh untuk membangun Surga diantara puing-puing Neraka.
BEBASKAN AKU DARI IMAJINASI INI SEGERA!!
-[St. Yafet Pemadam Api Neraka]-