Sunday, July 16, 2006

Bdg, 14 July

Tanpa berfikir panjang, kusambar jaket kebesaran yang selalu kupakai yang berada di kursi paling ujung sebelah kiri pada baris kedua jajaran meja kantorku. Waktu itu hampir menunjukkan pukul 15:00 tepat. Setelah jaket ku pakai, lalu diriku menghampiri komputer yang berada di tengah-tengah pada barisan ketika jajaran meja kantor untuk mengisi absen sebagai ritual yang harus dijalankan sebelum angkat kaki atau ketika akan setor diri. Setelah melakukan ritual harian tersebut lalu aku segera mengkolektifkan pamitku untuk menghemat waktu kepada teman-teman seperjuangan dalam mencari nafkah. Segeralah diriku meluncur menuju kosan yang dapat dicapai dengan jalan kaki, sebelum sampai di kosan diriku sengaja singgah dahulu di warteg langganan untuk mencari isi perut, maklum perut sudah berteriak tak jelas merengek minta rekan. Setelah tiba di kosan, segera diriku membersihkan diri dengan mandi lalu memeriksa perlengkapan perang yang akan dibawa menuju medan perang. Tas ransel kebangganku itu hanya diisi dengan 2 potong pakaian dan 2 potong celana panjang dan pendek karena pakaianku di Bandung masih banyak. Setelah semua perlengkapan sempurna di tempatnya, lalu aku bergegas terbang menuju terminal lebak bulus, sesampainya di terminal tersebut, diriku langsung menghampir bis-bis yang telah gagah berani berada di terminal tersebut. Dengan seksama kuperhatikan bis mana yang menuju kota tercinta itu, sambil terdengar suara-suara dengan nada menawarkan dari para calo terminal yang kesannya seperti para sales yang menawarkan produk. Akhirnya kutemukan bisnya dan langsung masuk ke dalamnya untuk duduk tentunya.

Perjalanan menuju kota tercinta berlangsung selama kurang lebih tiga setengah jam, walau sempat tersendat di daerah cawang akibat banyaknya kendaraan yang berkumpul disana bagaikan semut-semut yang menemukan gula namun tidak terorganisir dengan rapi. Sekitar pukul delapan lebih, bis keluar dari mulut tol Pasirkoja menuju terminal Leuwi Panjang. Aku turun di Kopo lalu segera mencari angkutan kota yang menuju rumahku. Setibanya di rumah, diriku disambut hangat keluarga seperti tentara yang pulang dari medan pertempuran dengan selamat.

Di ruang tamu ada beberapa orang rekan atau teman dari Bapakku, rupanya malam itu ada suatu persekutuan yang selalu berlangsung dirumahku. Tak lupa, diriku pun menyapa nenek tercinta yang wajahnya memancarkan keceriaan ketika tahu diriku tiba. Segera ku salami dia agar pancaran keceriaannya semakin terang.

Rumah telah sepi, lalu aku menuju kamarku untuk menyapa komputer tercinta yang telah lama tak ku sentuh, sekedar menanyakan kabar dan memeriksa apakah dia baik-baik saja. Langsung saja aku membuat komputerku bersenandung lagu-lagu Dream Theater, Iron Maiden, Green Day hingga lewat tengah malam. Mata mulai berat untuk menahan tatapan rinduku kepada ruangan kecil yang dapat membuatku terlelap pulas. Komputer aku matikan lalu segera aku lompat ke kasur sambil menarik selimut yang telah lama kurindukan untuk digunakan.

14 Juli aku terbangun agak siang, maklum tadi malam aku terlelap agak lambat karena harus berkangen-kangenan dengan komputerku. Segera saja ku kontak teman-temanku dan kuberitahukan bahwa diriku berada di Bandung. Akhirnya aku membuat janji dengan mereka pada sore harinya di Circle K Dago deket Dago 34, sebuah tempat yang sangat kurindukan. Diriku menyempatkan berbelanja kebutuhan fashion sebelum bertemu dengan teman-teman. Beberapa distro pun aku singgahi sekedar mengetahui dan membeli barang-barang apa yang sedang trend di kota Bandung. Waktu bertemu dengan teman-teman pun hampir tiba, segera aku memberi tahu kepada mereka bahwa diriku akan segera mendekat ke lokasi pertemuan. Sengaja diriku tidak singgah dahulu kerumah agar tidak terlambat. Ketika diriku tiba di sana, beberapa orang temanku telah menungguku disana, salam hangat dan pelukan berjatuhan untuk melepas rasa rindu. Maklum kami adalah teman satu komunitas yang selalu berpikir independent. Aku menuju ke dalam Circle K
, lalu ku sambar 2 botol Heineken dan 2 bungkus roti serta sebungkus 234, tidak lupa sebungkus kacang kulit untuk melengkapi. Ku sajikan di depan teman-temanku, lalu mulai lah kami berbincang-bincang ditemani dengan beers untuk lebih menghangatkan suasana. Serasa menjadi Hooligans di Inggris saat itu.

Diriku tidak lama berada disana, karena harus segera menuju Cicaheum untuk menuju rumah teman dengan maksud mengcopy lagu-lagu Hellowen, Iron Maiden, Dream Theater dan lagu-lagu rock, metal, progressif yang ada disana untuk ku bawa jika aku kembali ke Jakarta. Malam mulai larut dan diriku bergegas untuk pamit kepada teman karena besok 15 July aku harus kembali ke Jakarta. Kutunggangi kuda beroda 2 ku lalu kupacu dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat menuju rumah.

Sesampainya dirumah, diriku langsung merebahkan diri karena seharian aku bergerak seputaran Bandung. Tulang terasa ditusuki dan badan terasa dipukuli namun semua itu sirna karena tergantikan oleh hal-hal yang kurindukan selama aku di Jakarta.

Keesokan paginya diriku merasa segar kembali setelah semalam merasakan tidur yang dipeluk hangat oleh selimutku. Udara semalam memang benar-benar dingin menusuk tulang, udara yang tak pernah kutemukan di Jakarta. Aku mulai mempersiapkan perlengkapan untuk kembali ke Jakarta. Kumasukan beberapa T-Shirt yang belum kubawa ke Jakarta dan makanan perbekalan di jalanan.

Jarum jam mulai melewati angka 12 dan aku harus kembali ke Jakarta sebelum matahari kembali ke tempatnya, belum lagi untuk mengantisipasi macetnya jalanan karena kaum urban yang bertujuan tidak jelas menurutku. Setelah berpamitan dengan ibu, adik serta nenekku, aku segera melangkahkan kaki dengan perasaan haru biru sambil berharap dapat segera kembali ke Bandung. Kota tercinta tempat aku dilahirkan dan dibesarkan. Kota dengan komunitas Independent dan pergerakan lokal yang tak pernah mati.

Aku ingin kembali lagi nanti, Tunggu aku Bandung!! Siapkan beers dan mari kita ber Rock N' Roll!!

0 comments:

 

+dimanaanakku+ Copyleft © 2009 AllFight Deserved | WoodMag is Designed by Ipietoon and Modified by Yafet St. OfGod