Saat sebuah dialog mengarah pada kebenaran sebagai sebuah nilai yang kita butuhkan, maka kita juga harus memberi nilai pada kebenaran. Kebenaran adalah menjadi benar bagi sebuah nilai dan menghubungkan hidup seseorang dengan hidup orang lainnya.
Kita telah membunuh Tuhan. Adalah bagaimana kita menggunakan simbol-simbol religius yang sebenarnya tak kita yakini lagi. Dan saat kita tak yakin lagi pada simbol yang kita gunakan, simbol tersebut akan kehilangan arti, kehilangan makna. Simbol tersebut menjadi sesuatu yang superfisial. Saat makna dari simbol tersebut mati, maka mati pulalah TUhan besertanya. Tuhan menjadi sebuah simbol yang kita gunakan bagi alasan-alasan sosial ataupun politis, bukannya untuk tujuan-tujuan religius. Tuhan menjadi sebuah alat bagi yang berkuasa atau mengejar kekuasaan. Tuhan menjadi terinstitusikan. Ia menjadi sebuah lembaga agama, bukan keyakinan itu sendiri.
Tanpa Tuhan, manusia akan kehilagan dukungan atas nilai-nilai absolut dan kebenaran abadi. Seluruh pandangan yang mempromosikan nilai-nilai tersebut selalu berdasarkan kepada eksistensi Tuhan. "
"How much must collapse now that this faith propped up by it, grown into it; for example, the whole of our European morality" Nietzsche
Kematian Tuhan adalah sesuatu yang menampilkan pertanyaan nihilistik bagi manusia modern. Sebagaimana sejumlah karakter Dostoyevski dalam karya fiksinya berkata: Jika Tuhan mati, maka segalanya diijinkan atau dengan formulasi berbeda "Kalau Tuhan mati, maka tak ada yang dilarang".
So menurutmu....Bagaimana dengan Tuhan yang ada dalam pikiranmu?
Apakah dia tetap eksis dan menjadi satu-satunya yang kamu percaya?
atau dia hanyalah simbol-simbol yang menaikan derajat maupun penilaian sosial terhadap dirimu?
Ditulis bersama sepiring Influenza renyah dan secangkir ide hangat serta Jurnal odyssey ditangan sambil membayangkan diri sebagai Friedrich Nietzsche.......
4 comments:
aku ga setuju kalo dibilang tuhan telah mati, sebab itu artinya dia pernah ada
salam kenal.
toga hebat..kalau saya blg,perduli setan dgn agama..krn saya percaya tuhan tp mengesetkan agama.
Tuhan = Norma? Tp paling tidak Tuhan menjadi alasan tumbuhnya norma dan aturan. Perasaan? udah duluan mati. Ah, nyamannya hidup di alam yg berTuhan...
numpang lewat
Post a Comment