Pagi-pagi seperti biasa kubuka Inboxku, kulihat sebuah e-mail yang perlu tanggapanku...email yang menantang untuk ditanggapi. Ada nama institusi yang sengaja saya ignore agar tidak terjadi kesalahpahaman. Berikut ini emailnya:
From: Akmal Budi Yulianto
Sent: Tuesday, December 05, 2006 3:34 PM
Subject: Perlu mempertimbangkan
Salam kesejahteraan ,
Konon kabaranya swasta lebih baik daripada negeri , perhatian di segala bidang dan aspek ,
Konon kabarnya pula , swasta lebih diperhatikan daripada negeri ,
Konon kabarnya di kepegawaian negeri ada istilah tentang GAJI ke 13 padahal setahun hanya 12
Gaji ke 13 adalah bentuk apresiasi dan penghargaan serta wujud perhatian kepada para karyawan
Kiranya perlu dipertimbankan agar gaji ke 13 masuk dalam pembahasan di tingkat “elite” ixxxxt atau AxxxA
Gimana sodara Yafet … ada tanggapan ????
Akmal Budi Yulianto ( ABY )
Lantas aku membalas email tersebut seperti berikut:
From: Yafet Santo Nugroho
Sent: Wednesday, December 06, 2006 2:55 AM
Subject: RE: Perlu mempertimbangkan
Hark and Behold,
Mari kita lihat dari sudut pandang positif dan negatif. Ungkapan “konon” sejatinya adalah ungkapan yang tidak pasti, ungkapan lama yang berusaha memberi stigma positif yang berusaha mendobrak pemikiran orang-orang yang dibodohi. Swasta lebih baik daripada Negeri itu juga tentatif, karena tergantung apa yang ada pada struktural dan fundamental dari paradigma institusi tersebut. Jika pihak swasta berorientasikan pada keuntungan belaka, pada pemikiran kapitalis atau pada privatisasi, mungkin kata lebih baik itu sebaiknya dihilangkan saja. Namun akan berbeda halnya jika pihak swasta itu memang berusaha untuk berpikir kesetaraan, berpikir persamaan hak didalam tubuhnya, atau mengutamakan kepentingan bersama, mungkin bisa dibilang lebih baik. Intinya adalah baik swasta maupun negeri, sama saja mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dan menekan modal serendah mungkin. Gaji ke 13 itu hanya bentuk pembodohan saja. Tanya Kenapa? Dengan pemberian Gaji ke 13, berarti secara tidak langsung kita akan berpikir bahwa perusahaan memperhatikan kita, namun jika kita telusuri lebih jauh, ada suatu tujuan tertentu dari perusahaan yaitu “keuntungan”. Setiap pencarian keuntungan, akan ada yang dikorbankan. Gaji ke 13 tersebut hanyalah motivator fiktif, karena kita akan termotivasi untuk bekerja lebih baik, namun kita akan sadar jika kita mempertanyakan apakah seimbang antara pemberian gaji ke 13 dengan apa yang kita lakukan.
Percuma saja jika ada gaji ke 13 tetapi kita tidak mendapatkan kesejahteraan, kenyamanan, alih-alih kita bisa membuat kecemburuan antara kita dengan divisi lain dalam tubuh perusahaan tersebut. Baik swasta maupun negeri sebenarnya hal tersebut berlaku. Alangkah baiknya kita berdiri sendiri, tanpa ada tekanan, tanpa ada gaji ke 13, tanpa ada sistem yang berusaha mengatur selama kita masih mampu berjalan dengan pemikiran terbuka dan terpola. Maju bersama dan jatuh bersama. Dengan berdiri sendiri berarti kita bisa mengatur jalan kita sendiri tanpa ada otoritas yang membayangi, tanpa ada sistem bentukan yang berusaha membatasi jalan kita. Jadi yang terpenting adalah bagaimana kita memperkuat diri kita sendiri sehingga kita mampu berdiri sendiri dan berusaha menggempur benteng-benteng birokrasi yang menyulitkan kita bergerak.
Intinya adalah tentang bagaimana mengubah "kerja" menjadi sebuah permainan yang menggembirakan dimana semua orang yang terlibat di dalamnya dapat bersenang-senang. Tapi entahlah bagi kalian semua, apalagi bagi para pecandu kerja di luar sana yang seringkali tidak dapat berpikir dan melakukan sesuatu selain mengabdikan dirinya pada dunia kerja. Sesuatu yang mengingatkan saya pada sebuah slogan saat terjadi revolusi Paris 68: "Seorang yang selalu bekerja tidak akan pernah mengerti lagi apa yang harus ia lakukan selain bekerja". Menyedihkan? Hmmm…
Jadi tanggapan saya juga tergantung atas dasar apa kita mendapatkan Gaji ke 13. Kalo memang gaji ke 13 tersebut cukup prospektif, cukup menyejahterakan, cukup nyaman, cukup memberikan kebahagiaan, cukup sebanding dengan apa yang kita kerjakan atau menggembirakan buat kita, kenapa tidak kita ambil. Namun jika gaji ke 13 tersebut hanya akal-akalan direksi agar kita terbuai dengan apa yang ditawarkan perusahaan sehingga perusahaan mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan yang sejahtera hanyalah mereka yang memiliki jabatan atau kekuasaan tanpa memikirkan kitalah yang membuat mereka sejahtera, buat apa gaji ke 13 tersebut. Jika kita hanya ingin dibodohi, buat apa gaji ke 13?
"Kebebasan tidak akan pernah dapat direalisasikan sebelum saatnya lewat dimana buruh tidak lagi perlu bekerja di bawah dorongan kebutuhan dan keperluan eksternal" Karl Marx
Regrets,
Yafet Santo Nugroho
Spesialisasi di Dunia SAP
11 years ago
2 comments:
Sebetulnya gaji ke13 itu semacam rewards tambahan , sebagai akibat dari kerja kita selama 12 bulan, lebih melihat dari bentuk penghargaan dari manajemen/perusahaan . Masalah tingkat kepantassan, sy pikir yang namanya bekerja selama 12 bulan ... pasti pantas - pantas saja untuk mendapatkan gaji ke 13 . sifatnya tidak memboroskan , untuk yang operational kerjanya biasa apalagi yang sistem kerjanya menuntut banyak pikiran,tenaga,dan waktu . Dan Indonesia adalah negara yang pantas sekali menerapkan ini , dimana standard gaji yang umum saja tidak diterapkan . Jadi menurut saya sich , gaji ke 13 adalah bentuk lain dari pengalihan standar gaji layak yang harusnya didapatkan . gmana ?
salam
Akmal B.Yulianto
( ABY )
Asuspoker
Asuspkr
Pokerasus
Judi Poker
Asuspoker
Asus Poker
Agen Poker
Poker Asus
Poker Online
Deposit OVO
Deposit Pulsa
Deposit GoPay
Ceme Online
Bandar Ceme
Bandar Poker
Daftar Situs Poker
Situs Poker Online
Poker Situs Online
Capsa Susun Online
Poker Online Uang Asli
Poker Online Indonesia
Poker Online Terpercaya
Situs Judi Online Terbaik
Bonus New Member 50%
Bonus Next Deposit 10%
Klik WhatsApp >>> +6287738168433
Klik Line>>>ASUSPOKER
Klik Live Chat>>>LIVE CHAT 24JAM
Post a Comment