
Love, Peace and Joy came down on earth on Christmas day to make you happy and cheerful. May Christmas spread cheer in your lives!


Saya kira dulu keluarga Magna adalah keluarga yang cukup memberi kebebasan bagi anaknya. Hubungan Anak dan orang tua hancur hanya karena si anak mau memilih jalan sendiri. Memang maksud kedua orang yang menjadi cikal bakal Magna tentang keyakinan adalah baik, mereka menginginkan anaknya agar dapat tumbuh dewasa besar dan berkeluarga sesuai dengan pikirannya, sebuah jebakan stereotip yang sangat-sangat dipaksakan pada pemikiran anak muda sekarang. Seolah teguh hati, Magna akhirnya lebih memilih pada kata hatinya sendiri dan mengikuti pacarnya. Pada pertemuan tersebut, Magna menceritakan kepedihannya, saya sangat miris mendengarnya. Ketika saya melihat wajahnya, saya seperti menemukan jiwanya yang sudah tidak sempurna karena digerogoti masalah hidup. Antara pilihan dan takdir. Antara kehidupan dan kebenaran. Mana yang seharusnya Magna pilih dan lalui. Pemikiran manusia modern hampir tidak ada bedanya dengan pola pikir manusia-manusia lama, begitu juga kultur budaya negeri ini begitu kuat mengakar dan tertanam dalam turun temurun. Pastinya si anak harus tunduk kepada orang tua dan orang tua memiliki hak penuh atas pemilihan jalan si anak, ditambah lagi jika anak tersebut adalah seorang perempuan yang hidupnya seperti telah terkunci oleh batasan-batasan orang tua dan lelaki. Kasih sayang orang tua kadang justru yang paling tidak patut untuk dilawan demi keluar dari kekangan yang mengunci jalan hidupnya menuju suatu kebebasan. Apakah arti kebebasan jika karenanya membuat hati orang tua yang mengasihi dan menyayangi menjadi menderita juga? bukankah itu hanya perpindahan derita juga?

|
I prefer to be true to myself, even at the hazard of incurring the ridicule of others, rather than to be false, and to incur my own abhorrence.
Frederick Douglass (1817-1895) |
+dimanaanakku+ Copyleft © 2009 AllFight Deserved | WoodMag is Designed by Ipietoon and Modified by Yafet St. OfGod